Senin, 30 Juni 2014

“SAJAK SEORANG TUA UNTUK ISTRINYA” KARYA WS. RENDRA SEBAGAI ETIKA BERUMAH TANGGA


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Mursal Esten (1978 : 9). Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Semi (1988 : 8 ).
Suami adalah seorang laki-laki yang dilahirkan atau diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin dalam sebuah ikatan yang dinamakan rumah tangga. Di luar ikatan tersebut laki-laki masih tetap menjadi seorang pemimpin yakni untuk melindungi kaum perempuan dari bahaya atau kesedihan yang menimpa dirinya. Seorang laki-laki bagaimana pun bentuk dari seorang laki-laki pada hakikatnya mereka adalah sosok pemimpin yang diciptakan oleh tuhan untuk mengayomi, melindungi, dan melayani perempuan. Sebagai keturunan adam, seorang laki-laki tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya seorang perempuan. Banyak dikatakan bahwa perempuan adalah sebagian tulang rusuk dari seorang laki-laki dan itu memang benar adanya karena seorang laki-laki tidak bisa hidup tanpa seorang perempuan.
Keluarga harmonis adalah rumah tangga yang senantiasa memelihara janji suci kedua pasangan yang berlandaskan tuntunan agama. Dalam kehidupannya suami isteri selalu berdiri pada batasan masing-masing berdasarkan hak dan kewajibannya. Kehidupan keluarga yang harmonis terdapat corak kehidupan surgawi. Dalam keluarga semacam inilah rahmat ilahi tercurah. Rumah tangga mereka merupakan pusat pertumbuhan dan perkembangan nilai-nilai kemanusiaan. Anak-anak dari keluarga ini akan menebarkan rasa kasih sayang juga. Kehidupan rumah tangga dijadikan ajang untuk meraih kesempurnaan, dengan ketentraman keluarganya mereka berusaha mendekatkan diri kepada Allah, dan jalan yang mereka tempuh adalah jalan yang di ridhoi oleh Allah, akhirnya hasil jerih payah mereka adalah kebahagiaan, kasih sayang serta ketentraman yang tertanam dalam hati dan menjadi kelembutan dalam sikap, tindakan dan ucapan akan memberikan hamba tersebut ketenangan kalbu. Karenanya pasangan yang tingkah lakunya lembut akan mendapatkan banyak kebahagiaan dalam kehidupannya.
Dalam puisi “sajak seorang tua untuk istrinya” karya WS. RENDRA ini menyuguhkan bahwa seorang laki-laki tua masih terus bersemangat untuk hidup dan dia selalu memberikan atau menyalurkan rasa semangatnya kepada istrinya dan dia selalu menghargai istrinya dalam suatu hal.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka di peroleh rumusan masalah, yaitu: bagaimanakah bentuk etika berumah tangga yang diungkapkan WS. RENDRA dalam puisi “sajak seorang tua untuk istrinya” ?

Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat di peroleh tujuan untuk memahami dan mengetahui bentuk etika berumah tangga yang diungkapkan WS. RENDRA dalam puisi “sajak orang tua untuk istrinya”.






PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan bentuk etika berumah tangga yang terkandung dalam puisi “sajak seorang tua untuk istrinya” karya WS. RENDRA.
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.

            Dalam penggalan puisi di atas pengarang menggambarkan seorang tua menuliskan deretan-deretan sajak untuk istrinya untuk mengingat dimana masa-masa remaja mereka telah terlewati dan kini mereka berada dalam rentang usia yang hampir selesai dan seorang tua merasa lega telah melewati masa-masa hidupnya bersama istrinya.
            Seorang tua disini adalah seorang suami yang selalu mengingatkan kepada istrinya akan masa dimana mereka remaja yang pada waktu itu masih muda dan dia selalu mengajari bagaimana menjadi seorang istri seharusnya. Sifat-sifat seorang istri yang gemar menciptakan kebaikan dalam rumah tangganya yaitu:
Ø  Mengutamakan Berada di Rumah
Kenapa saya tulis “mengutamakan”, karena pada masa emansipasi wanita ini banyak wanita karir dan menjadi pensuport perekonomian rumahtangga, namun apabila sang suami sudah mampu mencukupi kebutuhan rumahtangga, khususnya dibidang ekonomi, dan sudah disepakati kalau si wanita tidak bekerja, maka hendaknya sang istri punya rasa betah untuk berada di rumah karena firman Allah yang berbunyi:
Dan hendaknya kamu tetap tinggal di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang jahiliyyah yang dahulu” (QS Al Ahza: 33) 
Ø  Mengutamakan Tugas Rumah
Walau punya jabatan apapun si wanita di tempat kerjanya, sekertaris atau direktur sekalipun, tugas utama ibu rumahtangga tidak boleh dinomorduakan, karena jabatan ibu rumahtangga lebih tinggi derajatnya daripada jabatan seorang ibu direktur.
Ø  Tidak Berkunjung Kecuali Penting
Di sini Islam menjaga dan menjauhkan kita dari kebiasaan bergunjing dengan tetangga, kecuali untuk tujuan yang penting sebaiknya hindari terlalu sering berkunjung ke tetangga.
Ø  Menyenangkan Saat Dilihat Suami
Wanita yang benar dalam berumahtangga adalah wanita yang berusaha bisa menyenangkan suami, saat dilihat menciptakan rasa damai dan sejuk bagi suami, menjalankan segala perintah suami, bermuka ceria, bersolek dan berdandan buat suami, sikap seorang wanita salah satu penentu keharmonisan rumahtangga.
Ø  Memelihara Kehormatan Diri Ketika Suami Tidak Ada
Wanita yang benar adalah yang menjaga martabat rumahtangganya bila sang suami tidak ada di rumah untuk menunaikan tugas kerja atau untuk tujuan yang lain, baik untuk kepergian dalam waktu dekat maupun dalam waktu lama, bagaimana cara menjaga kehormatan diri? yaitu dengan tidak mengijinkan masuk laki-laki lain ke dalam rumah bila sang suami tidak ada di tempat, karena dengan adanya laki-laki lain tanpa kehadiran suami akan menimbulkan bahaya dan juga gunjingan bahkan bisa juga fitnah dari masyarakat sehingga hal itu akan menggangu keharmonisan rumah tangga.
Ø  Tidak Menghindari Suami
Istri yang baik adalah istri yang selalu dekat dengan suami, tidak ada niatan menghindari suami meskipun suasana hati lagi bad mood ataupun lagi ada masalah rumahtangga, karena dosa akan menanti si wanita bila menghidar dari suami.
Ø  Menjaga Kehormatan Suami
Wajib bagi seorang istri untuk menjaga kehormatan suami, menjaga harta dan rumahtangganya.
Ø  Bermuka Ceria
Walau ada permasalahan rumahtangga sebisa mungkin tetap ceria, tetap bermuka manis, dengan begitu permasalahan tidak membesar, bisa diredam dan diharapkan secepatnya bisa harmonis lagi.
Ø  Tidak Mencolok & Menghindari Keramaian Bila Keluar Rumah
Tidak mencolok di sini bermaksud untuk tidak terlalu berias, tidak menarik perhatian sesama pengguna jalan dengan tujuan untuk menhindari dosa mata dari laki-laki lain yang melihat dan menghindari kejahatan yang tercipta dari penampilan berlebihan seorang wanita.
Ø  Tidak Mengeraskan Suara
Bagi wanita suara adalah mahkota, orang akan melihat positip dan negatif seorang wanita dari keras atau lembut wanita itu mengeluarkan suaranya.
Ø  Perhatian Terhadap Rumahtangga
Seorang istri punya tanggungjawab untuk memperhatikan suasana dirumahtangganya, baik jasmani maupun ronahi para anggota keluarga, contoh: apakan anak-anaknya sudah sarapan, apakan suaminya sudah sholat, dll.
Ø  Iklas dengan Pemberian Suami
Banyak atau sedikit, lebih atau kurang bisa menerima dengan qana’an pemberian itu sebagai rizki dari Allah yang diberikan pada dia dan keluarga.
Ø  Mendorong Suami Mencari Rizki Halal
Dengan rizki yang halal maka akan tumbuh anak & keluarga yang dekat dengan agama, anak yang soleh & Solihah, dan sebaliknya, dengan rizki yang haram akan menjauhkan anak & keluarganya dari agama.
Ø  Tidak Banyak Menuntut Suami dalam Nafkah
Nafkah lahir yang sewajarnya, dalam batas kemampuan suami, karena dengan menuntut yang diluar kewajaran akan membuat suami dalam tekanan, bahkan bisa juga akan berusaha mencari nafkah dengan segala cara untuk memenuhi tuntutan istri tersebut, seperti: korupsi, mencuri, dan hal ilegal lainnya, kalau seperti ituakhirnya sama saja memasukkan keluarganya dalam lingkaran kemungkaran.
Ø  Punya Rasa Malu
Punya rasa malu untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
Ø  Sopan Pada Teman Suami
Menghormati tamu dan teman suami, menjaga martabat dan kehormatan sebagai seorang istri di mata mereka.
Ø  Memperdalam Ilmu Agama
Memperbanyak ilmu agama adalah tuntutan sebagai wakil suami dalam memimpin rumahtangga, dengan bekal agama insya Allah arah berkeluarga tetap dijalur yang tepat.
Ø  Menundukkan Pandangan dari Barang Haram
Ini dilakukan dengan maksud melindungi diri dari barang maksiat yang dilarang oleh syariat agama.


Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.

Dalam potongan puisi ini pengarang memberikan arti bahwa kita hidup bukan untuk mengeluh dan mengadu tapi kita hidup untuk mengolah apa yang ada dan apa yang belum ada diantara kita.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.

            Tugas dalam potongan puisi ini disimbolkan sebagai ikatan dalam suatu rumahtangga yakni suami istri. Akan tetapi disini sang pengarang menghadirkan elegi yang lain dalam puisi ini, bukan untuk mendapatkan imbalan sorga atau neraka akan tetapi demi sebuah kehormatan seorang manusia untuk memiliki seorang pasangan. Dalam pembentukan keluarga hendaknya diniatkan untuk menyelenggarakan kehidupan keluarga yang penuh dengan semangat mawaddah wa rahmah dengan selalu mendektkan diri kepada Allah dan mendambakan keridhaannya, limpahan hidayah dan taufiq-Nya. Kehidupan keluarga yang didasari oleh niat dan semangat beribadah kepada-Nya, maka keluarga yang demikian akan selalu mendapat perlindungan dalam mendapatkan tujuan-tujuannya yang penuh dengan keluhuran.
Menjadi seorang suami yang menjaga kehormatan pasanganya, yakni:
1.          Memperlakukan istrinya dengan baik
Kunci pertama yang akan menuntut seorang suami menuju surganya adalah cara ia memperlakukan istrinya dengan baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 19, “Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang baik.”
2.               Memberi istrinya makan, pakaian, dan mendidiknya
Apa yang seorang suami makan, apa yang ia pakai, dimana ia tinggal, dan berbagai fasilitas lain yang dinikmati oleh seorang suami hendaknya dapat dinikmati pula oleh istrinya. Sebagaimana sabda Rasulullah kepada orang yang bertanya terhadap beliau tentang hak istri atas dirinya, “Hendaknya engkau memberinya makan jika engkau makan, engkau memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menjelek-jelekkannya, dan tidak mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu Daud).
3.               Mengajarkan ilmu agama
Hendaknya seorang suami mengajarkan persoalan-persoalan yang belum diketahui istrinya perihal agama, atau mengizinkannya menghadiri forum-forum ilmiah untuk belajar di dalamnya. Sebab, kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama sama pentingnya seperti memenuhi kebutuhan terhadap makanan serta pakaian. Terkait hal ini Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6).
4.               Mewajibkan istri melaksanakan ajaran Islam
Kewajiban suami tidak cukup sebatas mengajarkan ilmu agama saja, tapi ia juga harus mewajibkan istrinya untuk dapat melaksanakan semua ilmu agama yang sudah istrinya ketahui dengan baik, sebab seorang suami adalah penanggung jawab bagi istri dan diperintahkan menjaga serta mengayominya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Seorang suami adalah pemimpin di rumahnya, dan ia akan diminta pertanggungan jawab tentang kepemimpinannya.” (HR. Muttafaq Alaih).
5.               Berlaku adil terhadap istrinya
Bagi suami yang memiliki istri lebih dari satu, hendaknya ia berlaku adil terhadap istri-istrinya. Baik dalam makanan, minuman, pakaian, rumah, serta pembagian waktunya. Ia tidak boleh bersikap curang dalam hal-hal tersebut, atau bertindak zhalim, karena hal ini diharamkan Allah seperti yang Ia sampaikan dalam firman-Nya, “Kemudian jika kalian takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja, atau budak-budak wanita yang kalian miliki.” (QS. An-Nisa’: 3).
6.               Tidak membuka rahasia istrinya
Dan kunci surga yang terakhir, tidak diperbolehkan bagi seorang suami membuka rahasia istrinya atau membeberkan aibnya, sebab ia orang yang diberi kepercayaan untuk menjaga dan melindungi istrinya. Hal ini diungkapkan Raulullah dalam sabdanya, “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah ialah suami yang menggauli istrinya, dan istrinya bergaul dengannya, kemudian ia membeberkan rahasia hubungan suami-istri tersebut.” (HR. Muslim).
Dengan menjadi seorang suami yang baik bagi istrinya seorang laki-laki dapat meraih keinginanya untuk menjaga kehormatan seorang manusia.
           
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.

Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.

            Disini pengarang secara sistematis mengajarkan pada kita arti sebuah hidup. Dimana hidup ada suka maupun duka, ada saat remaja juga ada saat tua, ada saat dimana keadaan baik-baik saja dan ada saat dimana keadaan tidak menampung kehadiran manusia. Dan dalam potongan puisi ini pengarang mengajarkan untuk selalu tersenyum walau dalam keadaan suka maupun duka, sikap untuk selalu ramah dan senantiasa menghargai satu sama lain. Kasih sayang yang tertanam dalam hati dan menjadi kelembutan dalam sikap, tindakan dan ucapan akan memberikan hamba tersebut ketenangan kalbu. Karenanya pasangan yang tingkah lakunya lembut akan mendapatkan banyak kebahagiaan dalam kehidupannya.

Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
KESIMPULAN

            Keharmonisan rumahtangga adalah bentuk hubungan yang dipenuhi oleh cinta dan kasih, karena kedua hal tersebut adalah tali pengikat keharmonisan. Kehidupan keluarga yang penuh cinta kasih tersebut dalam islam disebut mawaddah wa rahmah.  Yaitu keluarga yang tetap menjaga perasaan cinta; cinta terhadap suami/istri, cinta terhadap anak, juga cinta pekerjaan. Perpaduan cinta suami-istri ini akan menjadi landasan untama dalam berkeluarga. Dan dalam puisi yang ditulis oleh WS.RENDRA ini memberikan pengaruh positif kepada pembaca untuk lebih bersemangat dan lebih menikmati hidup, menikmati kenyataan yang sebenarnya. Banyak cara untuk menjadi istimewa dihadapan pasangan. Dan banyak pula cara untuk menjadi hidup yang bahagia. Dan menjadikan hidup lebih berarti dan bermakna.


DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN

SAJAK SEORANG TUA UNTUK ISTRINYA

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.

Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya.

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.

Kerna sesungguhnyalah kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapusnya.

Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.

Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.

Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa.
WS. Rendra, Sajak-sajak sepatu tua, 1972


"Mengungkap Representasi Keindahan pada Puisi Peringatan karya Wiji Tukul dan Puisi Pada Sebuah Pulau :Interlude karya Goenawan Muhammad"


"Mengungkap Representasi Keindahan pada Puisi Peringatan karya Wiji Tukul dan Puisi Pada Sebuah Pulau :Interlude karya Goenawan Muhammad"

Manusia pada umumnya senang atau bisa dibilang suka pada sesuatu yang indah, baik terhadap keindahan alam maupun terhadap keindahan seni. Keindahan alam adalah keharmonisan yang menakjubkan dari hukum alam, yang dibukakan untuk mereka yang mempunyai kemampuan untuk menerimanya. Sedangkan keindahan Seni adalah keindahan buatan atau hasil cipta manusia, yaitu buatan seseorang (seniman/sastrawan) yang mempunyai bakat untuk menciptakan sesuatu yang indah dan yang layak di pandang, yakni sebuah karya seni. Rata-rata pandangan manusia terhadap sebuah keindahan tentu mengambil sikap terpesona. Bahwasanya tidak semua orang memiliki kepekaan keindahan itu memang benar, tetapi pada umumnya manusia mempunyai perasaan keindahan. 
Keindahan yang diperbincangkan dalam tulisan ini adalah keindahan yang terdapat pada sebuah seni, sehingga tidak terlepas dari pembicaraan tentang seni atau karya seni. Teori tentang keindahan pada sebuah seni muncul, karena beberapa filosof berpendapat bahwa seni adalah pengetahuan dari perasaan yang khusus. Istilah "estetika", yang dikemukakan untuk pertama kali oleh Baumgarten, dipergunakan  untuk membicarakan teori tentang keindahan seni (artistik). 
Dalam puisi Wiji Tukul dan Goenawan Muhammad ini sama-sama memiliki keindahan, akan tetapi keindahan tersebut berbeda dalam konteksnya, menurut saya. Misalnya dalam potongan sajak baris ke 15-17 dari puisi yang berjudul "Peringatan" karya Wiji Tukul ;

Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan! 
(Wiji Tukul, 17 November 1996)
Dalam potongan sajak tersebut terdapat simbol dan kontemplasi makna didalamnya, kontemplasi ialah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berfikir penuh danmendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mungkin berkontemplasi terhadap dirinya sendiri atau mungkin degan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu dengan pikiran untuk mencari sesuatu dibalik yang tampak atau tersurat. 
Dalam puisi "Peringatan" menggambarkan kisah pada zaman orde baru yang menggulingkan segala bentuk kebohongan siklus kehidupan di Indonesia, membuat banyak pihak mulai gerah, termasuk Wiji Tukul yang melentangkan tangan dan berjuang bersama sastra. Keadaan Indonesia pada saat itu yang sangat kacau balau dan telah menghadirkan ketimpangan-ketimpangan menjadikan karya-karyanya tak hanya sekedar ekspresi diri melainkan untuk bangkit bersama rakyat dan meruntuhkan bercak noda penguasa. Tergambar dalam salah satu puisinya yang berjudul “Peringatan” bahwa rakyat tidak akan tinggal diam terhadap kehancuran yang telah dirasakan selama orde baru. Pada baris terakhir puisi tersebut merupakan kalimat yang paling dikenal bahkan lebih terkenal dari wiji tukul sendiri. Dalam setiap demonstrasi mahasiswa, rakyat,dll, kalimat “Maka hanya ada satu kata: LAWAN!” selalu menjadi nyanyian wajib dan ungkapan tajam. 
Sangat tergambarkan alur permasalahan yang ada pada puisi tersebut. Dalam puisi ini wiji tukul menjelaskan bahwa banyak hal yang terjadi pada pihak pemerintahan yang benar-benar merupakan sebuah ruang gelap bagi negeri, saat rakyat tak lagi bisa mendengar pemimpin, saat rakyat tak lagi bisa mempercayai pemimpin, ketika mulut rakyat selalu dibungkam, ketika suara rakyat tak didengar, dan ketika kebenaran tidak bisa diperoleh dimanapun. Kemelut itu akan membawa Indonesia dalam keterpecahbelahan, cerai-berai, dan tak memilki tujuan bernegara lagi. Maka dalam puisi tersebut membukakan jalan bahwa siapapun itu harus tetap berjuang melawan segala sampah yang menodai bangsa. Wiji tukul dengan berani dan penuh dengan semangat tak tanggung-tanggung mengajak rakyat atau siapapun itu untuk menentang para penguasa. Perjuangannya memperoleh HAM, yang tentu saja tergambar dalam karyanya membawa hasil yang luar biasa. Berangkat dari lahirnya puisi perjuangan, para kaum pekerja seni dan sastra juga bergerak melawan pemerintahan orde baru yang dinilai menghancurkan nasib rakyat. Munculnya banyak demonstrasi, terutama penuntutan hak buruh yang juga melibatkan wiji tukul sendiri, telah membuktikan pergerakan rakyat terutama rakyat tertindas.
Melalui karya-karyanya tersebut, melalui sastra wiji tukul mendapatkan beberapa penghargaan, dan penghargaan terhebat dan terakhir yang ia dapatkan adalah Yap Thiam Hien Award 2002 dalam hal perjuangan HAM. Namun, hadiah tersebut tak sempat ia nikmati karena Wiji Tukul tiba-tiba menghilang tanpa kabar atau mungkin dihilangkan oleh penikmat rezim orde baru. Semuanya masih tanda tanya sampai saat ini. Kehilangan wiji tukul bukan berarti menghentikan perjuangan HAM di Indonesia, bahkan melalui karya-karyanya yang sangat geming, memicu perjuangan tersebut hingga rezim orde baru runtuh. 
Wiji juga bukan seorang sosok opinion leader, yang biasa mepengaruhi opini masyarakat. Dalam wawancara dengan majalah Sastra 2 November 1994, ia mengungkapkan posisinya, ''Saya bukan penyair protes. Saya menyadari proses. Menulis puisi persoalannya selalu kembali ke persoalan diri saya. Begitu saya drop out dari sekolah, saat itulah saya sadar tentang arti hidup yang sebenarnya. Ada semacam pembenturan nilai. Yah, setelah keluar sekolah, akhirnya saya harus memilih menjadi tukang pelitur. Saya harus mengatur diri sendiri dan memilih mana yang baik dan tidak. Kalau di sekolah yang baik sudah ditentukan, padahal itu belum tentu baik bagi kita.''
Ketidaknyamanan rakyat pada masa itu telah terpaparkan dalam puisi ini. Dalam setiap baris terdapat pesan mengenai rentetan keluhan realita yang terjadi. Pada masa orde baru tak sedikit orang-orang yang memberontak ditangkap, dibunuh diam-diam, atau bahkan hilang tanpa kabar. Gambaran dalam puisi bahwa tidak adanya lagi Republik Indonesia sebagai suatu kedaulatan rakyat. Perpecahan dan jurang pemisah yang sangat besar antara pemerintah dan rakyat sendiri. Wiji tukul disini bukanlah seorang tokoh besar ataupun pemegang suatu kedudukan yang menggunakan cap itu untuk didengar suaranya, tetapi beliau berteriak atas nama rakyat karena beliau merasakan sendiri, dia bukan bagian dari rakyat tapi dialah rakyat itu. Semua hal tersebut sangat jelas diteriakkan dengan lantang dalam puisi ini. 
Dari alur yang terdapat di puisi tersebut telah jelas secara sistimatikal mulai dari keadaan yang mulai memperlihatkan ledakan kecil kemudian permasalahan yang mulai terbuka secara lebar hingga pada akhirnya keresahan harus ditindaki dengan perlawanan rakyat. Implementasi semangat perjuangan dalam puisi menjadi kekuatan sendiri untuk membongkar keberanian rakyat yang telah terwakili dari kata-kata wiji tukul ini.
Sedang pada potongan sajak karya Goenawan Muhammad yang berjudul "Pada Sebuah Pantai : Interlude"

   Bukankah matahari telah bersalin dan
   melahirkan kenyataan yang agak lain?
   Dan sebuah jadwal lain?
   Dan sebuah ranjang & ruang rutin, yang
   setia, seperti sebuah gambar keluarga
       (di mana kita, berdua, tak pernah ada)?
(Goenawan Mohammad, 1973)
Dalam puisinya simbol dan kontemplasi dipergunakan sebagai cipta seni untuk menambahkan unsur kesulitan yang halus dan sukar dibedakan sebagai abstraksi. Sebagai suatu kecerdikan berkomunikasi, simbol digunakan manusia (seniman/sastrawan) untuk menghibahkan overtone atau implikasi makna yang tersirat. Dalam puisinya gunawan memilih diksi-diksi yang apik untuk memperindah pada setiap bait-bait puisinya. 
Interlude adalah istilah baku dalam dunia  sandiwara atau sebuah simfoni.  Ternyata  yang dimaksudkannya adalah sebuah suasana (mungkin  perang batin) akibat semacam perselingkuhan di sebuah cotage di pinggir pantai. Mungkin juga Interlude di sini dimaksudkannya sebagai  sebuah jeda dari rutinitas kehidupan.
persepsi dan pemahaman terhadap hasil karya seni dan gejala-gejala alami serta kehidupan di dunia ini, pada tingkat kebermaknaanya yang tinggi, yang dapat dicapai melalui idealisme dan pemikiran yang tajam dan mendalam, bagi kesempurnaan hidup tata jasmani dan rohani manusia. Gejala-gejala alami yakni alam dengan seluruh isi dan geraknya yang nampaknya biasa-biasa saja itu sebenarnya mengandung implikasi kelanjutan, akibat-akibat dan kegunaan yang penuh misteri bagi manusia, yang selagi hidup menjadipenentu pemecahnya. Hasil karya seni yang semula dicipta dengan menggunakan bahan-bahan atau sumber-sumber alam yang selektif, juga mengandung ide, gagasan dan kritik atas peristiwa kehidupan dari manusia dan seniman/sastrawan sebagai penciptanya.
Dari dua puisi diatas, saya mendapati keindahan pada kedua puisi tersebut, karena menurut saya sebuah keindahan itu dapat disebut keindahan apabila seseorang sudah dapat merasakan esensi dari sebuah karya sastra, indah atau tidaknya sebuah karya sastra tidak dapat dipandang berdasarkan siapa yang menciptakan sebuah karya sastra, akan tetapi apa yang ia ciptakan, keindahan dalam sebuah karya sastra adalah apa yang ada untuk nikmati esensi keindahanya, dapat pula dipandang indah apabila seseorang mengetahui makna dari sebuah karya sastra. jadi, menurut saya keindahan ialah sesuatu yang dapat membuat hati seseorang terasa senang saat menikmatinya