PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sastra
atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium
dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan). Mursal Esten (1978 : 9). Sastra adalah suatu
bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Semi (1988 : 8 ).
Suami adalah seorang laki-laki
yang dilahirkan atau diciptakan untuk menjadi seorang pemimpin dalam sebuah
ikatan yang dinamakan rumah tangga. Di luar ikatan tersebut laki-laki masih
tetap menjadi seorang pemimpin yakni untuk melindungi kaum perempuan dari
bahaya atau kesedihan yang menimpa dirinya. Seorang laki-laki bagaimana pun
bentuk dari seorang laki-laki pada hakikatnya mereka adalah sosok pemimpin yang
diciptakan oleh tuhan untuk mengayomi, melindungi, dan melayani perempuan. Sebagai keturunan adam, seorang laki-laki tidak bisa
hidup sendiri tanpa adanya seorang perempuan. Banyak dikatakan bahwa perempuan
adalah sebagian tulang rusuk dari seorang laki-laki dan itu memang benar adanya
karena seorang laki-laki tidak bisa hidup tanpa seorang perempuan.
Keluarga harmonis adalah rumah tangga yang senantiasa memelihara janji suci
kedua pasangan yang berlandaskan tuntunan agama. Dalam kehidupannya suami
isteri selalu berdiri pada batasan masing-masing berdasarkan hak dan
kewajibannya. Kehidupan keluarga yang harmonis terdapat corak kehidupan
surgawi. Dalam keluarga semacam inilah rahmat ilahi tercurah. Rumah tangga
mereka merupakan pusat pertumbuhan dan perkembangan nilai-nilai kemanusiaan.
Anak-anak dari keluarga ini akan menebarkan rasa kasih sayang juga. Kehidupan
rumah tangga dijadikan ajang untuk meraih kesempurnaan, dengan ketentraman
keluarganya mereka berusaha mendekatkan diri kepada Allah, dan jalan yang
mereka tempuh adalah jalan yang di ridhoi oleh Allah, akhirnya hasil jerih
payah mereka adalah kebahagiaan, kasih sayang serta ketentraman yang tertanam
dalam hati dan menjadi kelembutan dalam sikap, tindakan dan ucapan akan
memberikan hamba tersebut ketenangan kalbu. Karenanya pasangan yang tingkah
lakunya lembut akan mendapatkan banyak kebahagiaan dalam kehidupannya.
Dalam puisi “sajak seorang tua untuk
istrinya” karya WS. RENDRA ini menyuguhkan bahwa seorang laki-laki tua masih
terus bersemangat untuk hidup dan dia selalu memberikan atau menyalurkan rasa
semangatnya kepada istrinya dan dia selalu menghargai istrinya dalam suatu hal.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka di peroleh rumusan masalah, yaitu: bagaimanakah
bentuk etika berumah tangga yang diungkapkan WS. RENDRA dalam puisi “sajak
seorang tua untuk istrinya” ?
Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat di peroleh tujuan
untuk memahami dan mengetahui bentuk etika berumah tangga yang diungkapkan WS.
RENDRA dalam puisi “sajak orang tua untuk istrinya”.
PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan bentuk etika berumah tangga yang
terkandung dalam puisi “sajak seorang tua untuk istrinya” karya WS. RENDRA.
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
Dalam
penggalan puisi di atas pengarang menggambarkan seorang tua menuliskan
deretan-deretan sajak untuk istrinya untuk mengingat dimana masa-masa remaja
mereka telah terlewati dan kini mereka berada dalam rentang usia yang hampir
selesai dan seorang tua merasa lega telah melewati masa-masa hidupnya bersama
istrinya.
Seorang
tua disini adalah seorang suami yang selalu mengingatkan kepada istrinya akan
masa dimana mereka remaja yang pada waktu itu masih muda dan dia selalu
mengajari bagaimana menjadi seorang istri seharusnya. Sifat-sifat seorang istri
yang gemar menciptakan kebaikan dalam rumah tangganya yaitu:
Ø Mengutamakan Berada di
Rumah
Kenapa saya tulis “mengutamakan”, karena pada
masa emansipasi wanita ini banyak wanita karir dan menjadi pensuport
perekonomian rumahtangga, namun apabila sang suami sudah mampu mencukupi
kebutuhan rumahtangga, khususnya dibidang ekonomi, dan sudah disepakati kalau
si wanita tidak bekerja, maka hendaknya sang istri punya rasa betah untuk
berada di rumah karena firman Allah yang berbunyi:
“Dan hendaknya kamu tetap tinggal di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang jahiliyyah yang dahulu” (QS Al Ahza: 33)
“Dan hendaknya kamu tetap tinggal di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orang jahiliyyah yang dahulu” (QS Al Ahza: 33)
Ø Mengutamakan Tugas Rumah
Walau punya jabatan apapun si wanita di tempat
kerjanya, sekertaris atau direktur sekalipun, tugas utama ibu rumahtangga tidak
boleh dinomorduakan, karena jabatan ibu rumahtangga lebih tinggi derajatnya daripada
jabatan seorang ibu direktur.
Ø Tidak Berkunjung Kecuali
Penting
Di sini Islam menjaga
dan menjauhkan kita dari kebiasaan bergunjing dengan tetangga, kecuali untuk
tujuan yang penting sebaiknya hindari terlalu sering berkunjung ke tetangga.
Ø Menyenangkan Saat
Dilihat Suami
Wanita yang benar dalam berumahtangga adalah
wanita yang berusaha bisa menyenangkan suami, saat dilihat menciptakan rasa
damai dan sejuk bagi suami, menjalankan segala perintah suami, bermuka ceria,
bersolek dan berdandan buat suami, sikap seorang wanita salah satu penentu
keharmonisan rumahtangga.
Ø Memelihara Kehormatan
Diri Ketika Suami Tidak Ada
Wanita yang benar adalah yang menjaga martabat
rumahtangganya bila sang suami tidak ada di rumah untuk menunaikan tugas kerja
atau untuk tujuan yang lain, baik untuk kepergian dalam waktu dekat maupun
dalam waktu lama, bagaimana cara menjaga kehormatan diri? yaitu dengan tidak
mengijinkan masuk laki-laki lain ke dalam rumah bila sang suami tidak ada di
tempat, karena dengan adanya laki-laki lain tanpa kehadiran suami akan
menimbulkan bahaya dan juga gunjingan bahkan bisa juga fitnah dari masyarakat
sehingga hal itu akan menggangu keharmonisan rumah tangga.
Ø Tidak Menghindari Suami
Istri yang baik adalah istri yang selalu dekat dengan suami, tidak
ada niatan menghindari suami meskipun suasana hati lagi bad mood ataupun
lagi ada masalah rumahtangga, karena dosa akan menanti si wanita bila menghidar
dari suami.
Ø Menjaga Kehormatan Suami
Wajib bagi seorang istri untuk menjaga kehormatan suami, menjaga
harta dan rumahtangganya.
Ø Bermuka Ceria
Walau ada permasalahan rumahtangga sebisa mungkin tetap ceria,
tetap bermuka manis, dengan begitu permasalahan tidak membesar, bisa diredam
dan diharapkan secepatnya bisa harmonis lagi.
Ø Tidak
Mencolok & Menghindari Keramaian Bila Keluar Rumah
Tidak mencolok di sini bermaksud untuk tidak
terlalu berias, tidak menarik perhatian sesama pengguna jalan dengan tujuan
untuk menhindari dosa mata dari laki-laki lain yang melihat dan menghindari
kejahatan yang tercipta dari penampilan berlebihan seorang wanita.
Ø Tidak Mengeraskan Suara
Bagi wanita suara adalah mahkota, orang akan
melihat positip dan negatif seorang wanita dari keras atau lembut wanita itu
mengeluarkan suaranya.
Ø Perhatian Terhadap
Rumahtangga
Seorang istri punya tanggungjawab untuk
memperhatikan suasana dirumahtangganya, baik jasmani maupun ronahi para anggota
keluarga, contoh: apakan anak-anaknya sudah sarapan, apakan suaminya sudah
sholat, dll.
Ø Iklas dengan Pemberian
Suami
Banyak atau sedikit, lebih atau kurang bisa
menerima dengan qana’an pemberian itu sebagai rizki dari Allah yang diberikan
pada dia dan keluarga.
Ø Mendorong Suami Mencari
Rizki Halal
Dengan rizki yang halal maka akan tumbuh anak
& keluarga yang dekat dengan agama, anak yang soleh & Solihah, dan
sebaliknya, dengan rizki yang haram akan menjauhkan anak & keluarganya dari
agama.
Ø Tidak Banyak Menuntut
Suami dalam Nafkah
Nafkah lahir yang sewajarnya, dalam batas
kemampuan suami, karena dengan menuntut yang diluar kewajaran akan membuat suami
dalam tekanan, bahkan bisa juga akan berusaha mencari nafkah dengan segala cara
untuk memenuhi tuntutan istri tersebut, seperti: korupsi, mencuri, dan hal
ilegal lainnya, kalau seperti ituakhirnya sama saja memasukkan keluarganya
dalam lingkaran kemungkaran.
Ø Punya Rasa Malu
Punya rasa malu untuk melakukan hal-hal yang
dilarang oleh agama.
Ø Sopan Pada Teman Suami
Menghormati tamu dan teman suami, menjaga
martabat dan kehormatan sebagai seorang istri di mata mereka.
Ø Memperdalam Ilmu Agama
Memperbanyak ilmu agama adalah tuntutan sebagai
wakil suami dalam memimpin rumahtangga, dengan bekal agama insya Allah arah
berkeluarga tetap dijalur yang tepat.
Ø Menundukkan Pandangan dari Barang Haram
Ini dilakukan dengan maksud melindungi diri dari
barang maksiat yang dilarang oleh syariat agama.
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Dalam potongan puisi ini pengarang memberikan arti bahwa
kita hidup bukan untuk mengeluh dan mengadu tapi kita hidup untuk mengolah apa
yang ada dan apa yang belum ada diantara kita.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Tugas dalam potongan puisi ini disimbolkan
sebagai ikatan dalam suatu rumahtangga yakni suami istri. Akan tetapi disini
sang pengarang menghadirkan elegi yang lain dalam puisi ini, bukan untuk
mendapatkan imbalan sorga atau neraka akan tetapi demi sebuah kehormatan
seorang manusia untuk memiliki seorang pasangan. Dalam pembentukan keluarga hendaknya diniatkan untuk
menyelenggarakan kehidupan keluarga yang penuh dengan semangat mawaddah wa
rahmah dengan selalu mendektkan diri kepada Allah dan mendambakan keridhaannya,
limpahan hidayah dan taufiq-Nya. Kehidupan keluarga yang didasari oleh niat dan
semangat beribadah kepada-Nya, maka keluarga yang demikian akan selalu mendapat
perlindungan dalam mendapatkan tujuan-tujuannya yang penuh dengan keluhuran.
Menjadi seorang suami yang menjaga
kehormatan pasanganya, yakni:
1.
Memperlakukan istrinya dengan baik
Kunci pertama yang akan
menuntut seorang suami menuju surganya adalah cara ia memperlakukan istrinya
dengan baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat
19, “Dan bergaullah dengan
mereka dengan cara yang baik.”
2.
Memberi istrinya makan, pakaian, dan mendidiknya
Apa yang seorang suami makan,
apa yang ia pakai, dimana ia tinggal, dan berbagai fasilitas lain yang
dinikmati oleh seorang suami hendaknya dapat dinikmati pula oleh istrinya.
Sebagaimana sabda Rasulullah kepada orang yang bertanya terhadap beliau tentang
hak istri atas dirinya, “Hendaknya engkau memberinya makan jika engkau makan, engkau
memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajahnya, tidak
menjelek-jelekkannya, dan tidak mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” (HR. Abu
Daud).
3.
Mengajarkan ilmu agama
Hendaknya seorang suami
mengajarkan persoalan-persoalan yang belum diketahui istrinya perihal agama,
atau mengizinkannya menghadiri forum-forum ilmiah untuk belajar di dalamnya.
Sebab, kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama sama pentingnya seperti
memenuhi kebutuhan terhadap makanan serta pakaian. Terkait hal ini Allah
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan
keluarga kalian dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6).
4.
Mewajibkan istri melaksanakan ajaran Islam
Kewajiban suami tidak cukup
sebatas mengajarkan ilmu agama saja, tapi ia juga harus mewajibkan istrinya
untuk dapat melaksanakan semua ilmu agama yang sudah istrinya ketahui dengan
baik, sebab seorang suami adalah penanggung jawab bagi istri dan diperintahkan
menjaga serta mengayominya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Seorang suami adalah
pemimpin di rumahnya, dan ia akan diminta pertanggungan jawab tentang
kepemimpinannya.” (HR. Muttafaq Alaih).
5.
Berlaku adil terhadap istrinya
Bagi suami yang memiliki istri
lebih dari satu, hendaknya ia berlaku adil terhadap istri-istrinya. Baik dalam
makanan, minuman, pakaian, rumah, serta pembagian waktunya. Ia tidak boleh
bersikap curang dalam hal-hal tersebut, atau bertindak zhalim, karena hal ini
diharamkan Allah seperti yang Ia sampaikan dalam firman-Nya, “Kemudian jika kalian
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka nikahilah seorang saja, atau
budak-budak wanita yang kalian miliki.” (QS. An-Nisa’: 3).
6.
Tidak membuka rahasia istrinya
Dan kunci surga yang terakhir,
tidak diperbolehkan bagi seorang suami membuka rahasia istrinya atau
membeberkan aibnya, sebab ia orang yang diberi kepercayaan untuk menjaga dan
melindungi istrinya. Hal ini diungkapkan Raulullah dalam sabdanya, “Sesungguhnya manusia
yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah ialah suami yang menggauli
istrinya, dan istrinya bergaul dengannya, kemudian ia membeberkan rahasia
hubungan suami-istri tersebut.” (HR. Muslim).
Dengan menjadi seorang suami yang baik bagi istrinya seorang laki-laki
dapat meraih keinginanya untuk menjaga kehormatan seorang manusia.
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh
warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.
Kita tersenyum bukanlah kerna
bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.
Disini
pengarang secara sistematis mengajarkan pada kita arti sebuah hidup. Dimana
hidup ada suka maupun duka, ada saat remaja juga ada saat tua, ada saat dimana
keadaan baik-baik saja dan ada saat dimana keadaan tidak menampung kehadiran
manusia. Dan dalam potongan puisi ini pengarang mengajarkan untuk selalu
tersenyum walau dalam keadaan suka maupun duka, sikap untuk selalu ramah dan
senantiasa menghargai satu sama lain. Kasih sayang yang tertanam dalam hati dan menjadi kelembutan dalam sikap,
tindakan dan ucapan akan memberikan hamba tersebut ketenangan kalbu. Karenanya
pasangan yang tingkah lakunya lembut akan mendapatkan banyak kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh
warna
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
KESIMPULAN
Keharmonisan rumahtangga adalah bentuk hubungan yang dipenuhi oleh cinta
dan kasih, karena kedua hal tersebut adalah tali pengikat keharmonisan.
Kehidupan keluarga yang penuh cinta kasih tersebut dalam islam disebut mawaddah
wa rahmah. Yaitu keluarga yang tetap menjaga perasaan cinta; cinta
terhadap suami/istri, cinta terhadap anak, juga cinta pekerjaan. Perpaduan
cinta suami-istri ini akan menjadi landasan untama dalam berkeluarga. Dan dalam
puisi yang ditulis oleh WS.RENDRA ini memberikan pengaruh positif kepada
pembaca untuk lebih bersemangat dan lebih menikmati hidup, menikmati kenyataan
yang sebenarnya. Banyak cara untuk menjadi istimewa dihadapan pasangan. Dan
banyak pula cara untuk menjadi hidup yang bahagia. Dan menjadikan hidup lebih
berarti dan bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
SAJAK SEORANG TUA UNTUK ISTRINYA
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya.
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya.
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Kerna sesungguhnyalah kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapusnya.
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapusnya.
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.
Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.
Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.
Kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa.
untuk menghibur hatimu
Sementara kaukenangkan encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa.
WS. Rendra,
Sajak-sajak sepatu tua, 1972